Indah Trismiyati
Jumat, 05 Juni 2015
Senin, 01 Juni 2015
Pemberontakan DI/TII di Aceh
Pemberontakan DI/TII di Aceh
1. Awal
Mula Pemberontaka DI/TII diAceh
Pemberontakan
DI/TII di Aceh dimulai pada tanggal 20 September 1953. Dimulai dengan
pernyataan Proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia oleh Daud Beureueh,
proklamasi itu menyatakan diri bahwa Aceh sebagai bagian dari Negara Islam
Indonesia (NII) dibawah kepemimpinan Imam Besar NII Sekarmadji Maridjan
Kartosoewirjo. Pemberontak ini muncul karena masalah otonomi daerah. Semula aceh merupakan
daerah istimewah dengan gubernur Daud Bareuh. Namun, pemerintah RI menurunkan
status daerah istimewa Aceh menjadi keresidenan dalam lingkup propinsi Sumatra
utara. Daud bareuh l\kecewa terhadap keputusan pemerintah sehingga ia
menyatakan mendukung berdirinya NII Kartosuwiryo dan Aceh menjadi bagiannya.
Daud Beureueh adalah seorang pemimpin
sipil, agama, dan militer di Aceh pada masa perang mempertahankan kemerdekaan
Indonesia ketika agresi militer pertama Belanda pada pertengahan tahun 1947.
Sebagai Gubernur Militer Daerah Istimewa Aceh ia berkuasa penuh atas pertahanan
daerah Aceh dan menguasai seluruh aparat pemerintahan baik sipil maupun
militer. Peranannya sebagai seorang tokoh ulama membuat Daud Beureuh tidak
sulit memperoleh pengikut. Dalam persiapan melancarkan gerakan perlawanannya
Daud Beureueh telah berhasil mempengaruhi banyak pejabat-pejabat Pemerintah
Aceh, khususnya di daerah Pidie. Pada masa-masa awal setelah proklamasi NII
Aceh dan pengikut-pengikutnya berhasil mengusai sebagian besar daerah Aceh
termasuk beberapa kota.Tidak lama setelah pemberontakan pecah, Pemerintah
Republik Indonesia melalui Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo segera memberikan
penjelasan secara runtut tentang peristiwa tersebut di depan Dewan Perwakilan
Rakyat pada tanggal 28 Oktober 1953.
Sejarawan
berkebangsaan Belanda, Cornelis Van Dijk, menyebutkan, kekecewaan Daud Beureueh
terhadap Jakarta semakin berat dengan beredarnya rumor tentang sebuah dokumen
rahasia dari Jakarta. Dokumen itu disebut-sebut dikirim oleh Perdana Menteri
Ali Sastroamidjojo yang isinya berupa perintah pembunuhan terhadap 300 tokoh
masyarakat Aceh. Rumor ini disebut sebagai les hitam. Perintah tersebut
dikhabarkan diambil oleh Jakarta berdasarkan kecurigaan dan laporan bahwa Aceh
sedang bersiap buat sebuah pemberontakan guna memisahkan diri dari negara
Indonesia.
Sebab
utama yang melatar belakangi terjadinya pemberontakan ini adalah kekecewaan
para tokoh pimpinan masyarakat di Aceh atas dileburnya provinsi Aceh kedalam
provinsi Sumatera Utara yang beribukota di Medan. Peleburan provinsi itu seakan
mengabaikan jasa baik masyarakat Aceh ketika perjuangan mempertahankan
kedaulatan Negara Republik Indonesia dimasa revolusi fisik kemerdekaan
Indonesia (1945-1950).
2.
Peran
Ulama Aceh
Adanya
perbedaan pendapat yang muncul antara pemimpin Aceh dengan pemerintah pusat
(Jakarta), merupakan salah satu faktor yang menyebabkan munculnya pemberontakan
DI/TII tahun 1953, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Saat itu, rakyat
Aceh mengharapkan daerahnya menjadi salah satu provinsi yang mendapat perlakuan
yang istimewa .
Sebenarnya
ada beberapa alasan lain yang menjadi latar belakang mengapa rakyat Aceh
menentang pemerintah pusat. Pertama,
rakyat Aceh sudah lama terlibat perang untuk mempertahankan negerinya dari jajahan
kolonial Belanda. Hampir seratus tahun tidak ada pembangunan yang dapat
dilakukan, ekonomi dan pendidikan tidak dapat dikembangkan.
Rakyat
Aceh merindukan pemimpin yang berasal dari daerah Aceh atau putra daerah.
Karena dengan pemimpin yang berasal dari daerah sendiri, maka diharapkan dapat
memahami kebutuhan rakyat dan memahami watak rakyat Aceh yang agak berbeda,
khususnya dipandang dari aspek agama dan budaya, dibandingkan dengan masyarakat
dari wilayah lainnya di Indonesia. Akan tetapi, Pemerintah pusat mempunyai sisi
pandang yang berbeda mengenai permintaan masyarakat tersebut. Provinsi Aceh
yang baru berumur setahun disatukan dengan Sumatera Utara untuk dijadikan satu
provinsi. Sejak saat itu, kekecewaan demi
kekecewaan mewarnai situasi Aceh.
Suasana
menjadi semakin panas dengan adanya penangkapan-penangkapan sejumlah tokoh yang
lantang dan bersuara keras, yang dilakukan oleh aparat keamanan.
Karenanya, Daud Beureueh, pada 21
September 1953, memutuskan perang melawan Pemerintah Indonesia. Ia menyatakan
bergabung dengan gerakan SM Kartosuwiryo dibawah bendera DI/TII, yang sudah
mendeklarasikan Negara Islam Indonesia di Jawa Barat pada 17 Agustus 1949.
Sebagian
besar Ulama yang tergabung dalam Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA), ikut
berjuang bersama Daud Beureueh saat itu
yang sudah naik gunung. Ulama yang ikut mengangkat sejata tersebut, tergabung
dalam resimen 5 DI/TII, sekaligus pengawal paling setia Daud Beureueh.
Pemberontakan
yang terjadi di Aceh pada awal tahun lima puluhan melibatkan mayoritas
masyarakat Aceh, karena digerakkan oleh sejumlah ulama yang terkenal pada waktu
itu, di antaranya yaitu Tgk. Muhammad Daud Beureueh. Pemerintah pusat tidak
dapat meredam pemerintakan tersebut, yang berlangsung selama sembilan tahun
yaitu 1953-1962. Pemberontakan ini berakhir setelah pemerintah pusat menerima
status daerah Istimewa Aceh. Rakyat Aceh diberi hak otonomi, yaitu dalam bidang
keagamaan, pendidikan, dan adat istiadat. Dalam mengakhiri pemberontakan
tersebut, ditandai dengan adanya perdamaian yang juga dipelopori oleh sejumlah
ulama Aceh pada waktu itu.
Pemberontakan
DI-TII berakhir tahun 1960, dimana Aceh mendapat status Daerah Istimewa, yang
uniknya status ini justru kelak menjadi alasan baru Pemberontakan Aceh Merdeka
oleh (AM) dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 1976 yang dipimpin oleh DR.
M. Hasan Tiro. Hasan Tiro sendiri berasal dari Kecamatan Tiro yang relatif
masih bertetangga dengan kawasan Lameuloe yang kemudian diberi nama Kota Bakti,
dimana Teuku Daud Di Cumbok bersama banyak tokoh Uleebalang lainnya memimpin
Perang Cumbok. Daerah Cumbok dan Tiro sebenarnya hanya dipisahkan oleh sebuah
sungai bernama Sungai Keumala, Pidie.
Eksistensi ulama dalam masyarakat
sebelum kehadiran Belanda ke Aceh adalah sangat besar artinya. Ulama tidak
hanya dipandang sebagai orang yang memiliki ilmu keagamaan semata, melainkan
juga dianggap orang yang mampu menguasai adat istiadat serta pengetahuan
lainnya. Keterlibatan ulama sangat besar artinya terhadap kondisi sosial dan
politik di Aceh. Secara politis, sejak awal kemerdekaan ulama Aceh sudah
memegang peran yang sangat strategis, seperti yang dilakukan oleh Tgk. Muhammad
Daud Beureueh dalam memperjuangkan status Daerah Istimewa bagi Aceh. Pengaruh
keterlibatan ulama Aceh dalam kancah politik adalah dapat menjadi pelopor dalam
menyuarakan aspirasi masyarakat Aceh (umat Islam). Ulama juga ikut berperan
dalam menggagas perdamaian di Aceh, seperti halnya dalam penyelesaian DI/TII
dan juga ikut pro aktif dalam mengupayakan perundingan Helsinki, yaitu
perundingan antara pemerintah RI dengan GAM.
Minggu, 31 Mei 2015
Fenomena Alam
Fenomena alam ini tidaklah terjadi karena hal-hal gaib atau supranatural lainnya. Sebab, ternyata seluruh fenomena alam dapat dijelaskan secara ilmiah.
Dilansir dari Emlii, berikut adalah beberapa fenomena alam unik yang mungkin belum Anda lihat. Saat melihatnya, mungkin Anda akan berpikir bahwa tempat ini tidak berada bumi seperti yang kita tempati saat ini.
1. Bioluminescence
Apa yang Anda lihat adalah pantai dengan air yang menyala berwarna biru. Bukan dalam film fantasi, sebab ini benar-benar terjadi. Fenomena alam ini disebut bioluminescence, yaitu emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu.
Bioluminescence telah ditemukan secara alami pada banyak makhluk hidup seperti bakteri dan organisme lain di perairan.
2. Lenticular Clouds
Gambar di atas bukanlah penampakkan kedatangan UFO. Itu adalah awan yang bernama Lenticular Clouds. Awan ini berlapis-lapis dan terbentuk karena adanya udara lembab yang dipaksa mengalir ke atas di sekitar puncak gunung.
Para pilot pesawat akan sebisa mungkin menghindari terbang di dekat awan ini karena akan memicu turbulensi yang kuat.
3. Finnish Lapland
Foto di atas diambil di Lapand, salah satu daerah terluas di Finlandia. Pada musim dingin, patung-patung aneh seperti gambar di atas akan terbentuk.
Penjelasannya, patung-patung tersebut sebenarnya adalah benda-benda biasa seperti pohon. Tetapi, karena tebalnya salju, benda-benda tersebut terselimuti dan membentuk objek-objek yang aneh.
4. Morning Glory Clouds
Morning Glory Clouds adalah jenis awan yang sangat langka. Awan yang memanjang ini bahkan dapat meregang sepanjang 1000 km dan berada pada ketinggian hingga 2 km.
Salah satu tempat yang cukup sering mengalami fenomena ini adalah Burketown, Queensland, Australia. Di sana, awan ini terjadi tiap musim semi. Awan ini dapat menyebabkan turbulensi yang hebat pada pesawat terbang.
5. Waterspouts
Waterspouts adalah tornado yang terbentuk di atas air. Waterspouts dapat mencapai kecepatan hingga 305 km/jam.
6. The Everlasting Storm
Foto di atas memang cukup menyeramkan dan benar-benar terjadi. Dinamakan The Everlasting Storm, peristiwa alam ini terjadi di Venezuela. Di sungai Catatumbo, awan yang sangat unik berputar dan menciptakan petir seperti gambar di atas.
Bukan tanpa alasan petir ini disebut dengan The Everlasting Storm. Pasalnya, petir ini terus keluar hingga 160 hari dalam setahun, 10 jam per hari dan 280 kali per jam.
7. The Gateway to Hell
Namanya memang menyeramkan, tetapi sebenarnya fenomena ini dapat dijelaskan secara ilmiah. The Gateway to Hell yang berada di Turkmenistan ini merupakan tempat dimana gas alam keluar melalui celah-celah bebatuan. Saat ada pemicu, maka tempat yang penuh dengan gas tersebut pun terbakar.
Fenomena ini bukanlah satu-satunya, salah satu tempat yang mirip adalah gunung Yanar Dag di Azerbaijan.
8. Underwater Rivers
Sungai bawah laut ini tidak terjadi karena faktor supranatural. Fenomena ini sepenuhnya ilmiah. Terletak di Cenote Angelita, Mexico, sungai bawah laut ini terjadi karena beberapa zat seperti hidrogen sulfur menyatu dengan sebagian air. Air yang tercampur tersebut akhirnya jatuh dan membentuk aliran yang terpisah.
Baca Juga:
Langganan:
Postingan (Atom)