Sejarah Afrika

Laman ini berisi makalah yang membahas tentang kelainan yang sering diidap oleh orang Afrika yaitu "Albino "



Kisah Pembantaian Orang-orang Albino Di Afrika
Anda tentu tak asing dengan sebutan manusia albino, manusia yang berkulit sangat putih seputih susu. Bukan hanya kulit bahkan bulu-bulu tubuhnya berwarna putih. Warna matanya pun seperti mata kucing berwarna pucat atau mungkin hijau.Albino adalah kelainan genetik, yang diturunkan dari orang tua, walaupun dalam kasus-kasus yang jarang dapat diturunkan dari ayah/ibu saja. Ada mutasi genetik lain yang dikaitkan dengan albino, tetapi semuanya menuju pada perubahan dari produksi melanin dalam tubuh. Karena penderita albino tidak mempunyai pigmen melanin (berfungsi melindungi kulit dari radiasi ultraviolet yang datang dari matahari), mereka menderita karena sengatan sinar matahari, yang bukan merupakan masalah bagi orang biasa.
Orang-orang Albino ada di seluruh dunia, namun yang terbanyak ada di Africa, salah satunya Tanzania, Africa Timur. Bahkan di sana ada satu pulau yang dihuni oleh sebagian besar orang-orang albino. Dipulau terpencil, Ukerewe di Lake Victoria, masyarakat Albino hidup. Orang kerap menyebutnya Pulau Albino. Kehidupan masyrakat albino di Afrika sungguh menggenaskan. Mereka bukan hanya dikucilkan tapi kerap mendapat perlakuan tidak manusia oleh penduduk setempat, yang menyebut mereka sebagai penjelmaan setan ke dunia. Begitu bencinya penduduk setempat pada orang-orang albino, sampai-sampai ada orang kaya mengumumkan akan membayar setiap kepala albino yang dibunuh. Besar kecilnya bayaran, tergantung besar kecilnya kepala orang albino yg dibunuh. Sungguh mengerikan. Kasus ini nyata karena pernah suatu ketika seorang lelaki ditangkap ketika mencoba memasuki Republik Congo. Ternyata dibagasi mobilnya ada kepala anak albino. Ada kasus mengerikan yang pernah terjadi di kawasan Mwanga, dekat gunung Kilimanjaro, seorang bayi yang kebetulan ditinggal orangtuanya di rumah, dibantai sekelompok laki-laki. Bayi perempuan yang tak berdosa itu, digorok dan dipotong kakinya, kemudian darahnya diminum oleh para laki-laki buas itu.
Tanzania adalah salah satu Negara di mana masyarakat memperlakukan albinonya secara kejam. Untuk bisa lolos dari upaya pembantaian, orang albino harus membekali diri dgn ketrampilan bela diri atau pengawalan. Tak heran kalau banyak orang albino melarikan diri dan mereka konon ‘bersembunyi’ di pulau terpencil Ukerewe di Lake Victoria. Itu juga sebabnya kenapa di pulau itu begitu banyak orang albino dibanding tempat lain. Sampai-sampai pulau itu dikenal sebagai pulau orang albino karena populasi mereka yg mayoritas. Tingkat populasi orang albino di Africa memang relative lebih besar dibanding Negara atau benua lain di dunia. Kalau benua lain perbandingannya 1 : 20.000 kelahiran, tapi di Africa bisa 1:5000 kelahiran adalah penderita albinism. Sedang pertumbuhan albino paling tinggi di dunia ada di Ukerewe, Tanzania.



Ø  MISTIS DAN KEPERCAYAAN SESAT
Legenda yg berkembang di Africa, darah orang-orang albino sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan sihir. Itulah sebabnya ‘perburuan’ orang2 albino begitu gencar dilakukan oleh dukun maupun orang suruhan karena dipercaya meminum darah orang albino bisa meningkatkan kemampuan magic. Di sisi lain, para pelayan percaya bahwa bila membuat jala dari rajutan rambut orang albino, maka jala itu akan ampuh dalam mengeruk ikan di laut. Demikian juga para buruh tambang yang merasa yakin kegiatan penambangan akan mendapatkan banyak hasil jika ia memakai bandulan yg terbuat dari badan orang2 albino. Para buruh tambang ini bersedia membayar mahal untuk tulang2 orang albino. Karena begitu tingginya permintaan akan tulang orang albino, sampai-sampai ada saja yg mencuri jenazah orang albino yg sudah dikubur, untuk diambil tulang2nya. Ini memang kepercayaan masyarakat Africa, khususnya di Tanzania yang berpenduduk 40 juta jiwa. Masyarakat albino Tanzania berjuang keras melawan penyebaran kepercayaan yg menyesatkan itu.

Situasinya memang benar-benar kritis , Pemerintah harus bertindak tegas. Sejauh ini sudah 170 orang ditahan karena kasus pembunuhan albino, namun itu belum cukup. Harus ada tindakan lebih tegas dari pemerintah. Begitu kata Al-Shaymaa Kwegyir, tokoh albino Tanzania. Menurutnya, Oktober lalu mereka (kaum Albania) melakukan demonstrasi besar-besaran dan mendesak pemerintah agar segera menangani masalah ini. Pembunuhan besar-besaran terhadap orang albino sudah sampai pada taraf mengerikan. Bayangkan, orang yang  berani mencincang orang albino dan mengambil anggota badannya begitu saja. “Ini benar-benar terror,” katanya.  Ernest Kimaya, 42, Ketua Masyarakat Albino mengatakan, orang  yg membatai kaum albino adalah dukun atau orang - orang suruhannya. “Apa yang terjadi sungguh gila dan mengerikan, tetapi kami harus menghadapinya dengan berani. Kami membutuhkan uang untuk membayar seorang pengacara. Pemerintah sudah menyuruh polisi melakukan sensus albino, oleh sebab itu kami mengenal berapa di antara kami. Pemerintah sudah meminta polisi untuk melindungi kami, namun itu saja tidak cukup karena kami menghendaki adanya hukuman bagi orang – orang  yg berlaku brutal, agar lebih banyak orang Tanzania mengetahui ketidakadilan ini.
Ø  Cara – cara Pemerintah Melindungi  Orang Albino
Badan HAM PBB mengatakan tiga negara telah mulai mengambil langkah politis untuk mengatasi perdagangan bagian-bagian tubuh orang albino. Meskipun menyambut baik perkembangan itu, badan tersebut mengatakan perlu usaha dan komitmen yang lebih besar guna menghentikan perdagangan itu dan melindungi orang-orang albino. Kantor Komisaris Tinggi PBB Untuk HAM mengatakan ketiga negara: Tanzania, Malawi, dan Burundi sudah menjalankan atau sedang mempertimbangkan program terkait perdagangan ilegal itu. Kantor ini terutama memuji program lima poin di Malawi yang dianggap sangat rinci dan berbagai undang-undang yang diperlukan guna melindungi orang albino.
Kantor PBB ini mengatakan telah menerima laporan lebih dari 200 kasus serangan terhadap orang albino, terutama anak-anak. Di antara kasus-kasus itu adalah pembunuhan dan mutilasi di 15 negara antara tahun 2000 hingga 2013. Diyakini jumlah tersebut jauh lebih rendah dari kenyataan di lapangan karena banyak serangan dan pembunuhan yang tidak tercatat. Perdagangan keji ini dipicu keyakinan yang keliru bahwa bagian-bagian tubuh orang albino mengandung kekuatan magis yang mampu membawa kekayaan. Perdagangan ini juga terjadi karena orang bersedia membayar bagian-bagian tubuh itu dengan harga mahal. Sebagai contohnya, kata Colville, seorang laki-laki di Malawi yang dibayar 6.500 dollar untuk menculik keponakannya sendiri yang berusia 11 tahun. Colville mengatakan laki-laki itu, yang baru saja divonis hukuman dua tahun penjara, adalah satu dari setidaknya tiga orang yang terlibat dalam operasi tersebut. Bukan hanya itu saja proses peneroran terhadap oran albino , seorang balita perempuan albino berusia empat tahun bulan lalu di wilayah Mwanza utara. Dalam upaya pencarian balita itu, polisi menahan 15 orang termasuk ayah balita itu dan dua pamannya, namun hingga kini bocah itu belum ditemukan.
kasus pembunuhan terhadap anak-anak albino yang dituduh sebagai penyihir di Afrika banyak terjadi pada anak yatim, anak jalanan, albino dan anak cacat menjadi sangat beresiko, pasalnya Badan Dunia UNICEF menyatakan bahwa anak-anak yang dituduh sebagai penyihir telah dibakar,dipukuli dan bahkan langsung dibunuh sebagai hukumannya. Kebanyakan anak-anak yang dituduh sebagai penyihir adalah anak laki-laki dengan rata-rata usia sekitar 14 tahun, mereka selalu diserang, disiksa, dan bahkan disirami bensin pada mata atau telinga mereka sebagai bentuk untuk mengusir arwah jahat yang diyakini telah merasuki mereka. Meningkatnya kekerasan yang terjadi terhadap anak-anak dikarenakan tingginya urbanisasi pada benua itu dan juga gangguan yang disebabkan oleh perang. Faktor sulitnya ekonomi juga diperkirakan menjadi penyebab hal tersebut, seperti dilansir ditelevisi pada juli 2010 lalu telah lebih dari 20 ribu anak jalanan yang dituduh sebagai penyihir di ibukota Kinshasa Republik Demokratik Kongo.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar